Senin, 20 September 2010

DAY #6 (30 Hari Menulis): TWITTER TWEET TWEET TWEET


Okay, pola hidup orang-orang kali ini mengalami perubahan yang cukup khas. Ya, termasuk saya. Clue-nya adalah twitter!
Yap, semenjak twitter lahir banyak sekali orang yang lebih terjahit tangannya dengan smartphone atau laptopnya. Sadar atau tidak ini sudah membudaya dan menjadi lifestyle ketika kita punya kata-kata bagus, ide atau apapun untuk langsung di tweet dan berharap mendapatkan respon yang positif. Positif? sebentar...., ehem....

Ternyata tulisan yang kita keluarkan di status kita itu akan bernasib di 2 sisi. Statusnya jadi semacam ambigu, karena ekspresi dalam bentuk tulisan tidak pernah cukup dibandingkan dengan ngobrol face to face. Banyak sekali hal-hal kecil yang diperdebatkan karena mispersepsi. Padahal kalau ngobrol langsung akan lebih cepat clear. Ya, memang pada dasarnya twitter bukanlah tempat untuk mengobrol, tapi seiring perkembangan dan segala aplikasi fasilitasnya, mengobrol via-twitter sudah terlanjur membudaya dan sayangnya banyak yang berakhir dengan menggantung atau menyesakkan hati karena mispersepsi. Dan dikarenakan pecakapan kita juga akan dibaca para followers, itu akan memberatkan lagi karena kita bisa juga merasa tampak bodoh. Well, memang berwacana atau debat lewat twitter sangatlah beresiko dan terkadang memang kita sendiri sering terpancing untuk melakukan itu.

Tulisan ini saya buat karena pengalaman saya yang sering sekali mendapatkan persepsi yang berbeda dari orang lain ketika men-tweet sesuatu. Banyak sekali yang langsung men-judge dan menyimpulkan isi dari status twitter saya tanpa mempelajari dulu makna dan persepsi yang sebenarnya, Saya selalu berusaha menjadi orang yang fun di twitter, mengekspresikan diri apa adanya, tapi ya itu tadi, kita akan menanggung resiko dengan para mispersepsi yang banyak bertebaran di twitter. Walaupun ini mungkin juga bisa menjadi pelajaran untuk tidak terbawa emosi dan merangkai kata dengan lebih berhati-hati. Dan anehnya, saya terkadang sirik dengan mereka yang tidak menggunakan fasilitas twitter :) Sepertinya lebih leluasa. Well, kamu juga pasti bertanya: "Kenapa tidak berhenti?" karena saya masih membutuhkannya untuk media promosi :D Saya bagaikan menjadi burung yang berkicau "tweet tweet tweet" untuk mempromosikan keberadaan saya...hahaha... Feel free to unfollow me @ALakaUCAY

DAY #5 (30 Hari Menulis) INILAH DUNIA (KU)

“Tidak semua kesenangan bisa kita dapat
Inilah dunia…
Bisakah kita terima?

Terkadang kesenangan yang kita dapat menjadi ajang debat
Haruskah sependapat?
Inilah dunia…

Menentang dan mengalah adalah pilihan…

Aku percaya apa yang kau tak percaya
Inilah dunia…”



Banyak orang berbicara: "urus saja diri kamu sendiri!", "apa hak kamu menceramahi aku?", "kamu munafik!", "sok suci lo!" dll...Terkadang saya selalu merasa serba salah. Mau berbuat baik, ternyata ditentang balik.
Adakah kerugian besar kalau saya melarang seorang teman untuk memakai narkoba? adakah kerugian besar kalau saya menyarankan seorang teman untuk berhenti dari narkoba? adakah kerugian besar kalau saya mengeluarkan statement kalau narkoba itu "tidak keren"?

Apakah saya orang yang standar? ah, saya tidak peduli. Statement saya standar? ah, itupun bukan masalah. Saya hanya ingin berkontribusi untuk mengurangi peredaran dan pemakaian narkoba di masyarakat. Terutama anak muda.
Kenapa? ya, karena saya peduli. Apapun julukan, statement, judgement yang akan saya dapatkan, saya harus terus bersuara. Bersuara tentang apa yang jelas-jelas merugikan kehidupan. Ketika saya punya media/corong/mic untuk bersuara dan di dengar orang banyak, mengapa tidak saya gunakan?

Cara yang saya lakukan? Saya hanya menulis dan berbicara secara personal dengan orang-orang yang memakai. Saya tidak bersama LSM untuk melakukan itu, walaupun saya support pergerakan LSM yang ada. Ya, saya lebih nyaman dengan cara saya sendiri.

Namun lagi-lagi ya...kontra selalu datang, bahkan dari teman terdekat sekalian. Lebih baik saya tidak peduli dengan kontra itu, daripada saya harus lagi-lagi kehilangan saudara, sahabat, teman dan orang-orang terdekat saya hanya karena narkoba. Ya, saya mengalami banyak kehilangan orang-orang terdekat karena narkoba. Kondisi keluarga sayapun dulu sempat berantakan. Suasana rumah menyedihkan, ekonomi hancur dan pulang ke rumah tidak lagi menyenangkan. Bandar dan intel sudah tidak asing lagi berkeliaran di dekat rumah. Belum lagi gosip dan rumors yang beredar di lingkungan tetangga. Saya tidak mau lagi melihat Mamah menangis. Begitu juga Papah. Namun dengan sedikit ketegasan saya dalam "menyadarkan" saudara saya dari narkoba, akhirnya berbuah manis. Setelah hampir 10 tahun terlibat narkoba, saudara saya kembali ke kehidupan normal dan sekarang sudah menikah dan berkeluarga. Ya, saya percaya saya memang harus melakukan sesuatu. Sekecil apapun. Apapun itu. Dari mulai menulis blog, mailing list, membagikan photo copy puisi, sharing cerita dll.

Terus terang, ya! saya melakukan sedikit kekerasan terhadap saudara saya sendiri untuk berhenti dari narkoba. Namun kekerasan yang saya lakukan masih dalam batas kewajaran dan prikemanusiaan. Itu semua karena puncak kemuakan saya melihat saudara kandung saya "dipencundangi" narkoba hampir 10 tahun. Dan alhasil, dengan sedikit kekerasan, saudara saya mulai berangsur pulih dan akhirnya "happy ending" seperti yang saya ceritakan diatas. Dengan kejadian itu, tidak lalu membuat saya merasa jadi pahlawan, tidak sama sekali. Saya hanya mencoba melakukan apa yang saya anggap benar dan ternyata menghasilkan hal yang benar. Dan saya tidak takut dengan judge apapun dengan apa yang sudah saya lakukan. Saya tahu batasan cara menggunakan kekerasan dan tahu cara mengontrolnya.

Well, tentangan demi tentangan tentang penyikapan narkoba terus menghampiri saya. Lalu saya berbalik tanya, apa yang akan kamu lakukan ketika semuanya terlambat? apa yang akan kamu lakukan misalnya teman atau saudara kamu sudah dibalut kain kafan di depan mata kamu? apa yang akan kamu lakukan ketika penggali kubur sudah menancapkan nisan yang bertuliskan nama orang terdekat kamu.... Dan itu tidak terjawab.

Memang alur kehidupan tidak ada yang sama. Ada pemakai yang memakai karena lingkungan keluarga yang tidak sehat seperti: Ortu bercerai, Ayah dan Ibu selalu bertengkar, Ayah selingkuh, Ibu selingkuh, Ayah memukul anak, Ibu memukul anak, bahkan yang lebih suram...Ayah menyodomi anak, diperkosa, dipecundangi lingkungan dll. Tapi apakah narkoba harus selalu menjadi pelarian? Tidak adakah media lain untuk meneriakan semua kemuakan hidup? Apakah narkoba pilihan paling tepat? Sekejam apapun kehidupan ini, kalau kita "setidaknya" bisa tegar dan pandai mengontrol emosi dan ego, masih banyak pelarian yang lebih "save". Saya pribadi punya masa lalu yang suram dan kelam, tapi saya mencoba untuk tidak terlalu mendramatisir, karena itu mungkin "tamparan" buat saya untuk lebih wise dan tegar dalam menyikapi kehidupan. Ya, saya yakin, setiap orang pasti pernah mendapatkan "tamparan" bahkan "tamparan keras" untuk bisa kembali ke jalur hidup yang lebih baik. Saya yakin itu.

Sindikat narkoba memang tidak akan hilang dari muka bumi, begitu juga dengan pembenaran-pembenarannya. Tapi setidaknya dengan sikap peduli dan mau berpropaganda tentang "tidak keren"-nya narkoba, mudah-mudahan ada 1 atau 2 nyawa yang terselamatkan. Itu akan sangat berarti...

DAY #4 (30 Hari Menulis) Masuk ke mesin waktu! Kencangkan sabuk pengaman! mari bersama Ucay menelusuri band-nya di era 90's!

Hmm...iseng-iseng ah.., nostalgia masa lalu. Pernah punya band apa aja sih waktu dulu? and namanya apa? gimana?...hohoho....it's gonna be fun!

Here i go...

Band-band yang pernah gue jalanin sebelum Rocket Rockers:


1. Cable (1994-1996): Ini band pertama gw dalam sejarah bermusik. Masih 3 SMP, tapi personil lainnya udah SMA haha. Dulu gue jadi drummer di Cable. Bersama temen2 yang lebih tua dari sekolah yang berbeda2. Masih bawain Weezer, kadang Smashing Pumkins, Silverchair, kadang The Wannadies. Yah, masih ngelantur gtulah, nyari karakter... sampe akhirnya jadi specialis Silverchair. Sebenernya gw dulu masih penggemar Beastie Boys and pengen punya band kayak Beastie, tapi apa daya jodohnya di alternative dulu dah.. x( Oh iya, band ini sempet disangka band punk rock gara2 di suatu acara 17 agustusan MC-nya manggil kita kayak gini: "sekarang kita tampilkan...Kabel Listrik!!" (gubraaaggks...). Well, setelah band ini lumayan jalan, personel yang lebih tua dari gw udah sibuk2 mo ebtanas, akhirnya band ini bubar sekitar tahun 1996.


2. The Briefcase (1997): Dulu waktu SMA, gw 'hardcore kid' yang terjebak di kelas 'Indies' (haha lebay). Jadi ceritanya gw pengen punya band kayak Warzone, Strife, Ignite, atau setidaknya CIV, Shelter nggak pernah kesampean. Dulu temen sekelas gw ada yang punya band HC tapi udah penuh personelnya, cukup legendaris, namanya Inside Front. Dan gw nge fans sama band temen gw itu (si Galih, dkk anak-anak skate balkot),...yah masa2 skateboard menggila lah. Nah, sekalinya ada temen yang ngajakin nge-band, eh..malah ngajakin bawain Stone Roses ama Lighting Seeds dll. Untungnya gw suka juga sama britpop...yah, daripade kaga eksis yeee.... akhirnya gw meng iyakan ajakan temen gw. Tanpa disadari gw emang suka sama sound-sound british lawas kayak Stone Roses, The Smiths, The Jam dll. Di band ini lagi-lagi gw di posisi drum. Tapi karena ngga maju-maju akhirnya gw keluar, soalnya gw lebih seneng kalo band ini bawain lagu sendiri, tapi ternyata kita ga nge 'klik'...hoho...


3. Little Raskal (1998): Ini band prom night, waktu itu kebetulan sekolah gw ngadain audisi buat bisa maen di acara prom night. . Kebetulan temen sekelas gw ada yang bisa main trombone. Alhasil terbentuklah band ska! yah, memang sedang merebak masa itu, tapi belom terlalu di eksploitasi. Gw sih yang emang nggak punya band, ayo-ayo aja,..lagian gw suka sama The Specials, Madness, sampe Mighty dll. Hanya gw lebih suka two tone. Sepakat bikin band perpisahan sekolah, akhirnya gw ditempatin di vokal berdua sama sobat gw yang juga kebetulan hardcore kids yang ada di kelas selain gw. Di band inilah pertama kalinya gw megang mic dan bernyanyi. Seleksi untuk bisa maen di perpisahanpun kita jabanin. Sampe akhirnya keterima!...horee kita maen..!! Waktu itu kita bawain Mighty-Mighty Bostones ama 1 lagu Less Than Jake yang Dopeman. Ga di sangka, waktu itu kita jadi band favorit kepala sekolah! acara prom night yg diadain siang bolong di hotel Horison Bandung, serentak heboh gara2 band ini. Hahah,,,,dari guru, temen2, anak-anak cheerleader sampe kepala sekolah banyak yang applause, bahkan standing applause! kita yang waktu itu masih umur 17 kontan girang... Belum lagi selesei manggung, tumben-tumbenan kecengan gw yang dulunya ngga peduli ama gw, tiba2 jadi mencoba akrab gtu... heaven yeah! gw, waktu itu ngerti kenapa band itu candu! coz you can get the girls! a ha!... Sempet terbesit buat ngelanjutin band ini, tapi ngga tau kenapa kita nggak minat. Lagian ada band yang namanya sama pula. Sampe akhirnya beres prom night, kita bubar. Yeah, one hit wonder!


New Kicks On The Board (1998): Masih di tahun yang sama selepas lulus SMA, gw sama temen sekelas gw yang dulu hardcore kids di kelas, akhirnya sepakat bikin band skate punk. Waktu itu kita ngulik lagu-lagu Satanic Surfers, No Fun At All, Pulley dll. Disinilah awal gw bener-bener ngedalemin pop-punk/skatepunk/melodic whatever! Sebelum gw tau band-band itu, gw cuma tau Bad Religion sama Nofx doank. Dengan semangat pengen beda dari band-band lokal yang udah ada, akhirnya kita nyoba buka statement "skate punk" yang juga ternyata istilah itu dipake di katalog Burning Heart Records buat mendeskripsikan band-band melodic/pop-punk. Pokoknya waktu itu kita sepakat pengen bikin band melodic pop-punk pake scream and shout a la hardcore. Formasinya: Gw-Vokal, Oki- Vokal, Gitar-Agus, Bass-Albar dan Drum Asep minjem dari band crust punk bandung yang cukup tenar saat itu, Total Conflict. Tapi, lagi2 band ini ngga berjalan lama. Kesibukan masing-masing personel bikin band ini nggak karuan.

Belum bubar sampe tahun 1999, sampe akhirnya gw diajak nge-band bareng Immorality President yang sekarang dikenal dengan Rocket Rockers dan NKOTB bubar. Yup, nama Rocket Rockers di cetuskan tahun 1999 karena pertimbangan nama Immorality President yang ada sejak 1998 sudah malang melintang di pensi dan Gor Sapatua itu kita anggap kurang catchy dan berbau politik yang pada massa itu kita cuma sok-sokan aja tanpa tau mendalam tentang politik. Yup, Rocket Rockers waktu itu lahir biar pagelaran musik keras ada perwakilan band yang "bubble-gummish", "popish" tapi tetep berkelakuan asshole diatas panggung! (walaupun sekarang agak berkurang "asshole"-nya haha) Yah,...namanya juga anak mudaaa... keuun weh!

Kesimpulan: Semua elemen aliran dari band-band yang pernah gue singgahi ada di Rocket Rockers (hooray!)

Semoga menghibur,.,..hoho (^.^)/

-Al a.k.a Ucay-

DAY #3 (30 Hari Menulis)CATATAN JAMAN SD DARI SEORANG ANAK BERNAMA PANGGIL: UCAY




Terus terang gw pertama liat ini pengen nangis... tapi gw blom bisa nangis lagi hahaha. Well, ini adalah tulisan gw waktu SD umur 11 tahun. Tulisan ini di tulis di buku seorang KM (Ketua Murid) bernama Siti Maelida sebagai kenang-kenangan sebelum perpisahan SD. Siti juga adalah ikon ranking 1 dari kelas 1 ampe kelas 6 hahha... gokil.




Tahun pertama di 1992. Tulisan gw disini kayak ceker ayam abis. Ketauan autisnya waktu SD, pengen keliatan unik terus fonts nya gw miring-miringin. hhahah....jadilah sulit di bacaaa! haha,....
Memang gw klo lg males, pasti tulisannya buruk abis...
gw salin lagi nih tulisannya:

"Nama Saya KTR (Kautsar) Alias Ucay : Scot Ian (gitaris Anthrax...kurang huruf "t"haha)
Kelas 6
Cita-cita: Pegawai Perumtel atau Penyanyi Metal
Hobi: Bernang, Maen Bancakan, Dll
Umur Saya 11, Ulang Tahun: 19 Juni 1980 Yo!
Makanan: Pete, Jengkol, Semur daging, Yo!
Tel: 760628 (hahah...masih nomer lawas!)
Alamat: Margahayu Raya Jl.Mars Utara 1 Blok Y 101
Udah dulu ye, salam metal
Musick: Anthrax, Metallica
Sorry gw suka metal!"

Hahah....Yang bikin gw terharu adalah, gw baru inget kalo kelas 6 SD adalah fase dimana gw mulai mencoba meninggalkan New Kids On The Block dan memilih menjadi anak Metal!!! hahahha....

ANTHRAX dan METALLICA memang menu wajib gw waktu itu. Secara Nenek gw dulu di Dago punya rental video,...jadi emang dr kecil udah ntn konser-konser musik di video,..haha...dari situ jadilah gw sebagai Metal KID! heheh.

Radio GMR selalu bergema di pagi hari. "Sik Sik" pake SEPULTURA!! - "Dukung!" hahah... klo yang dulu suka denger pasti tau istilah itu. (btw, sampe sekarang gw ga tau spelling "Sik Sik" itu gmana) hahaha....

Well,... satu hal yang gw ga sadar, gw pernah nulis cita-cita: Pegawai Perumtel atau Penyanyi Metal!!

Thanks God,... penyanyi nya kesampean walaupun metalnya nggak...hahha....

Saya Senang Sekaliiiii,
Al a.k.a Ucay

Nb: Thanks to Siti Maelida yang masih menyimpan buku kenangan ini.
Buat semua temen-temen SDN BANJARSARI IV BANDUNG, swear! gw pengen banget ketemu lo semuaa!

Selasa, 14 September 2010

DAY #2 (30 Hari Menulis) TERIMAKASIH LIRIK SETAN!

Aku manusia dan aku berpikir, aku sangatlah rentan, aku sangatlah rentan
Aku manusia dan aku berpikir, aku bukanlah Tuhan, aku bukanlah Tuhan

Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa perihnya siksaan
Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa sakitnya kematian
Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa panasnya neraka
Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa hinanya kita

Terimakasih lirik setan, terimakasih lirik setan…

Penjelasan:
Mungkin tulisan diatas (yang entah apa jenis tulisannya, you name it) terdengar sedikit tinja dan naif ;D Tapi kalau kita peka, terkadang lirik-lirik berbau satanis sangatlah mengingatkan kita. Seakan-akan ada terguran. Saya mengalaminya sendiri. Entah kenapa setiap saya menikmati musik dan membaca lirik-lirik satanis, selalu membuat saya diingatkan pada Yang Maha Kuasa. Okay berhentilah berpikir kalau saya adalah kembaran Rhoma Irama, karena saya berkata jujur apa adanya tanpa Ian Kasela. Saya juga punya keyakinan kalau para personel band-band metal/death/black etc akan lari terbirit-birit atau kejang-kejang ditempat apabila melihat lucifer atau sundel bolong secara live didepan mata. Okay, cut the crap. Jadi bagi saya, bukan lagu-lagu rohani saja yang bisa mengingatkan, tapi lagu-lagu satanis juga. Ya, se-simple itu.

DAY #1 (30 Hari Menulis) : MUNGKIN KITA TERLALU MALAS DAN MEREKAPUN GANAS

Keluhkan keadaan – makan terlalu kenyang
Tuangkan serapah – tertidur lelap nikmat
Menutup telinga – bersender di sofa

Membungkam hati – sekalipun hati kecil
Lahirkan prinsip bohong – orang-orangpun dirongrong
40% diteguk lagi – hahaha ya…kau memang mandiri!

Terkapar bahagia – mereka kedinginan
Tinja padat – mereka memeluk lambung
2 ½% terabaikan – roda ekonomi hancur berantakan
Dan merekapun ganas….

Selalu ada harga yang harus kita bayar

Mungkin kita terlalu malas…mungkin kita terlalu malas….
Dan merekapun ganas…

Penjelasan:
Yap, kita tau, kita muda, senang dan meledak-ledak. Terkadang kita sebagai manusia khilaf atau berpikir : "mumpung masih muda senang-senang aja dulu". Tipikal memang, yah tapi itu fakta, walaupun kesenangan tidak selamanya harus lewat minuman beralkohol dan elemen sugesti lainnya.

Banyak kesenangan lain yang bisa kita gali tanpa harus berpikir tipikal dan menyerah kepada lingkungan yang mungkin itu bukan diri kita sendiri. Well, kalau itu memang bagian dari diri kamu itu juga menjadi hak dan tanggung jawab kamu. Putuskan sendiri. Tapi tulisan diatas adalah hasil pemikiran gw tentang perekonomian di dunia ini seharusnya bisa lancar dan membantu sesama apabila seluruh orang di dunia ini men-zakat-kan 2 ½% dari setiap penghasilannya. Ya se-simple itu sih.

Untuk kata "ganas" digunakan untuk efek dari mereka yang terpaksa berbuat kriminal karena faktor kebutuhan. Tidak bisa dibenarkan juga sih, dan tidak bermaksud memukul rata kalau semua orang miskin adalah kriminal. Tapi beberapa fakta kasus kriminal terjadi dikarenakan faktor ekonomi yang mendesak. Untuk kaum fakir-miskin, ingatkanlah kami bahwa sebenarnya kami ini lebih “miskin”.

Senin, 17 Mei 2010

MEMBORBARDIR #KELASPUJANGGAEDAN TANPA MEMBERIKAN TINJA PADA ARTINYA YANG SELALU DIPERTANYAKAN

Twitter dalam hitungan detik berhasil membuat orang-orang mengekspresikan, mood, emosi dan segala perihal paling tinja dalam kehidupan. Untuk itu hash tag KELASPUJANGGAEDAN lahir dari ketidak beraturan para pujangga men-tweet sesuatu yang nihil dan sangat tinja untuk orang-orang yang 98% serius dalam membaca timeline twitter yang mereka follow.

#kelaspujanggaedan adalah suatu sikap dan lahan untuk mengekspresikan emosi, mood dan segala sesuatu yang ada dalam diri kita dalam susunan kalimat yang chaos, nihil, namun terkadang brilian dan inspiratif. Yang lama kelamaan kegiatan men-tweet #kelaspujanggaedan dimalam hari tersebut menjadi "tradisi" dan ajang tamasya pikiran untuk membastardkan kejenuhan aktivitas dari pagi sampai malam. Cocok juga untuk menyentil fenomena sosial dalam pola kalimat yang menghibur dan tidak menyebabkan tensi darah memuncak. Namun ada juga yang menjadikannya seni dalam merangkai kata-kata yang jarang diaplikasikan di dalam kehidupan berkomunikasi. Segar, chaos, liar, inspiratif dan menyegarkan.

Bagi saya ini adalah sebuah pergerakan tata bahasa yang paling chaos namun banyak membuka, membongkar dan memerdekakan pola pikir yang tipikal menjadi lebih liar dan melahirkan ide-ide baru tentunya.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk para penghuni band free jazz yang bernama: SUNGSANG LEBAM TELAK dan sang leader #kelaspujanggaedan : @sniboystempat

Salam Tinja!