Selasa, 14 September 2010

DAY #2 (30 Hari Menulis) TERIMAKASIH LIRIK SETAN!

Aku manusia dan aku berpikir, aku sangatlah rentan, aku sangatlah rentan
Aku manusia dan aku berpikir, aku bukanlah Tuhan, aku bukanlah Tuhan

Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa perihnya siksaan
Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa sakitnya kematian
Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa panasnya neraka
Lirik setan terkadang mengingatkan, betapa hinanya kita

Terimakasih lirik setan, terimakasih lirik setan…

Penjelasan:
Mungkin tulisan diatas (yang entah apa jenis tulisannya, you name it) terdengar sedikit tinja dan naif ;D Tapi kalau kita peka, terkadang lirik-lirik berbau satanis sangatlah mengingatkan kita. Seakan-akan ada terguran. Saya mengalaminya sendiri. Entah kenapa setiap saya menikmati musik dan membaca lirik-lirik satanis, selalu membuat saya diingatkan pada Yang Maha Kuasa. Okay berhentilah berpikir kalau saya adalah kembaran Rhoma Irama, karena saya berkata jujur apa adanya tanpa Ian Kasela. Saya juga punya keyakinan kalau para personel band-band metal/death/black etc akan lari terbirit-birit atau kejang-kejang ditempat apabila melihat lucifer atau sundel bolong secara live didepan mata. Okay, cut the crap. Jadi bagi saya, bukan lagu-lagu rohani saja yang bisa mengingatkan, tapi lagu-lagu satanis juga. Ya, se-simple itu.

4 komentar:

  1. Ucay, bikin opposite-nya Sinetron Hidayah, yuk, ini soundtrack-nya.

    Hidayah kan sinetron rohani yg kesetan-setanan. Siapa tau ini bisa jadi sinetron setan yang kerohani-rohanian ... ;)

    BalasHapus
  2. wah musik sama sinetron mah beda hahah... visual biasanya butut kak hahahahaha

    BalasHapus
  3. ternyata selain jago nyanyi, jago juga dalam hal tulis menulis, salutt.. tancap gas, mantab..

    BalasHapus
  4. Yang penting udah ada soundtracknya ... hahaha ...

    Sinetron juga visual nggak pernah terlalu penting. Biasanya dengerin dialognya juga udah tau cerita lengkapnya ... =p

    BalasHapus