Senin, 20 September 2010

DAY #5 (30 Hari Menulis) INILAH DUNIA (KU)

“Tidak semua kesenangan bisa kita dapat
Inilah dunia…
Bisakah kita terima?

Terkadang kesenangan yang kita dapat menjadi ajang debat
Haruskah sependapat?
Inilah dunia…

Menentang dan mengalah adalah pilihan…

Aku percaya apa yang kau tak percaya
Inilah dunia…”



Banyak orang berbicara: "urus saja diri kamu sendiri!", "apa hak kamu menceramahi aku?", "kamu munafik!", "sok suci lo!" dll...Terkadang saya selalu merasa serba salah. Mau berbuat baik, ternyata ditentang balik.
Adakah kerugian besar kalau saya melarang seorang teman untuk memakai narkoba? adakah kerugian besar kalau saya menyarankan seorang teman untuk berhenti dari narkoba? adakah kerugian besar kalau saya mengeluarkan statement kalau narkoba itu "tidak keren"?

Apakah saya orang yang standar? ah, saya tidak peduli. Statement saya standar? ah, itupun bukan masalah. Saya hanya ingin berkontribusi untuk mengurangi peredaran dan pemakaian narkoba di masyarakat. Terutama anak muda.
Kenapa? ya, karena saya peduli. Apapun julukan, statement, judgement yang akan saya dapatkan, saya harus terus bersuara. Bersuara tentang apa yang jelas-jelas merugikan kehidupan. Ketika saya punya media/corong/mic untuk bersuara dan di dengar orang banyak, mengapa tidak saya gunakan?

Cara yang saya lakukan? Saya hanya menulis dan berbicara secara personal dengan orang-orang yang memakai. Saya tidak bersama LSM untuk melakukan itu, walaupun saya support pergerakan LSM yang ada. Ya, saya lebih nyaman dengan cara saya sendiri.

Namun lagi-lagi ya...kontra selalu datang, bahkan dari teman terdekat sekalian. Lebih baik saya tidak peduli dengan kontra itu, daripada saya harus lagi-lagi kehilangan saudara, sahabat, teman dan orang-orang terdekat saya hanya karena narkoba. Ya, saya mengalami banyak kehilangan orang-orang terdekat karena narkoba. Kondisi keluarga sayapun dulu sempat berantakan. Suasana rumah menyedihkan, ekonomi hancur dan pulang ke rumah tidak lagi menyenangkan. Bandar dan intel sudah tidak asing lagi berkeliaran di dekat rumah. Belum lagi gosip dan rumors yang beredar di lingkungan tetangga. Saya tidak mau lagi melihat Mamah menangis. Begitu juga Papah. Namun dengan sedikit ketegasan saya dalam "menyadarkan" saudara saya dari narkoba, akhirnya berbuah manis. Setelah hampir 10 tahun terlibat narkoba, saudara saya kembali ke kehidupan normal dan sekarang sudah menikah dan berkeluarga. Ya, saya percaya saya memang harus melakukan sesuatu. Sekecil apapun. Apapun itu. Dari mulai menulis blog, mailing list, membagikan photo copy puisi, sharing cerita dll.

Terus terang, ya! saya melakukan sedikit kekerasan terhadap saudara saya sendiri untuk berhenti dari narkoba. Namun kekerasan yang saya lakukan masih dalam batas kewajaran dan prikemanusiaan. Itu semua karena puncak kemuakan saya melihat saudara kandung saya "dipencundangi" narkoba hampir 10 tahun. Dan alhasil, dengan sedikit kekerasan, saudara saya mulai berangsur pulih dan akhirnya "happy ending" seperti yang saya ceritakan diatas. Dengan kejadian itu, tidak lalu membuat saya merasa jadi pahlawan, tidak sama sekali. Saya hanya mencoba melakukan apa yang saya anggap benar dan ternyata menghasilkan hal yang benar. Dan saya tidak takut dengan judge apapun dengan apa yang sudah saya lakukan. Saya tahu batasan cara menggunakan kekerasan dan tahu cara mengontrolnya.

Well, tentangan demi tentangan tentang penyikapan narkoba terus menghampiri saya. Lalu saya berbalik tanya, apa yang akan kamu lakukan ketika semuanya terlambat? apa yang akan kamu lakukan misalnya teman atau saudara kamu sudah dibalut kain kafan di depan mata kamu? apa yang akan kamu lakukan ketika penggali kubur sudah menancapkan nisan yang bertuliskan nama orang terdekat kamu.... Dan itu tidak terjawab.

Memang alur kehidupan tidak ada yang sama. Ada pemakai yang memakai karena lingkungan keluarga yang tidak sehat seperti: Ortu bercerai, Ayah dan Ibu selalu bertengkar, Ayah selingkuh, Ibu selingkuh, Ayah memukul anak, Ibu memukul anak, bahkan yang lebih suram...Ayah menyodomi anak, diperkosa, dipecundangi lingkungan dll. Tapi apakah narkoba harus selalu menjadi pelarian? Tidak adakah media lain untuk meneriakan semua kemuakan hidup? Apakah narkoba pilihan paling tepat? Sekejam apapun kehidupan ini, kalau kita "setidaknya" bisa tegar dan pandai mengontrol emosi dan ego, masih banyak pelarian yang lebih "save". Saya pribadi punya masa lalu yang suram dan kelam, tapi saya mencoba untuk tidak terlalu mendramatisir, karena itu mungkin "tamparan" buat saya untuk lebih wise dan tegar dalam menyikapi kehidupan. Ya, saya yakin, setiap orang pasti pernah mendapatkan "tamparan" bahkan "tamparan keras" untuk bisa kembali ke jalur hidup yang lebih baik. Saya yakin itu.

Sindikat narkoba memang tidak akan hilang dari muka bumi, begitu juga dengan pembenaran-pembenarannya. Tapi setidaknya dengan sikap peduli dan mau berpropaganda tentang "tidak keren"-nya narkoba, mudah-mudahan ada 1 atau 2 nyawa yang terselamatkan. Itu akan sangat berarti...

3 komentar:

  1. betul..!! narkoba bukan solusi atas masalah yang menghampiri kita, gunakan akal sehat untuk mencari solusi dari setiap permasalahan...

    BalasHapus